Notification

×

Karang Taruna Titian Antui Desak Bupati Bengkalis Lakukan Pergantian Kepala Sekolah yang Dinilai Kurang Bersosial,

| Juli 27, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-27T08:04:56Z
PINGGIR – Sejumlah kepala sekolah di Kabupaten Bengkalis yang ditempatkan berdasarkan rekomendasi Dinas Pendidikan, mulai mendapat sorotan tajam dari masyarakat. Pasalnya, tidak sedikit dari mereka dinilai kurang mampu menjalin hubungan sosial yang baik dengan lingkungan sekitar sekolah.

Salah satu suara tegas datang dari Karang Taruna Kelurahan Titian Antui, Kecamatan Pinggir. Melalui Ketua Karang Taruna, Iwan Gunawan, pihaknya secara terbuka meminta Bupati Bengkalis untuk segera mengevaluasi dan mengganti kepala sekolah yang dianggap tidak mampu berbaur dan hadir di tengah masyarakat.

"Kami menilai ada beberapa kepala sekolah yang terkesan tertutup, enggan bersosialisasi, bahkan cenderung menciptakan jarak dengan masyarakat sekitar. Padahal sekolah berdiri di tengah lingkungan warga, bukan di ruang hampa," ujar Iwan Gunawan, Minggu (27/7/2025).

Menurutnya, sekolah bukan hanya pusat pendidikan formal, tetapi juga menjadi bagian integral dari kehidupan sosial masyarakat. Seorang kepala sekolah idealnya tidak hanya menguasai aspek manajerial dan akademik, tetapi juga mampu menjadi tokoh yang diterima dan dirasakan kehadirannya oleh warga.

"Kami mendesak Bupati Bengkalis segera melakukan pergantian kepala sekolah yang tidak memiliki kepekaan sosial. Jangan sampai sekolah kehilangan fungsi sosialnya hanya karena pemimpinnya enggan turun menyapa warga," tegas Iwan.

Iwan menyebut, banyak program lingkungan dan sosial di masyarakat yang sebenarnya bisa disinergikan dengan sekolah. Namun karena kepala sekolah yang ditempatkan tidak memiliki niat bersinergi, maka potensi kolaborasi tersebut menjadi hilang.

Hal ini, kata dia, menunjukkan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap proses penempatan kepala sekolah oleh Dinas Pendidikan. Jangan sampai penempatan hanya didasari kedekatan personal, tanpa mempertimbangkan kemampuan sosial dan karakter kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi lingkungan.

Karang Taruna menegaskan, jika tuntutan ini tidak segera ditindaklanjuti, pihaknya akan membawa persoalan ini ke forum yang lebih luas dan menyuarakan aspirasi warga melalui berbagai jalur, termasuk media.

"Kami bukan mencari-cari kesalahan, tapi kami peduli. Kami ingin sekolah menjadi bagian dari pembangunan sosial, bukan sekadar institusi formal yang menutup diri dari masyarakat," pungkas Iwan."**ar